Jumat, 03 Juni 2011

VERTIGO


Vertigo adalah penyakit dengan gangguan keseimbangan yang ditandai dengan: perasaan berputar, dunia serasa gergoyang, benda sekeliling berputar (vertigo obyektif), dirinya sendiri merasa puyeng (vertigo subyektif), rasa mau jatuh bahkan adakalanya jatuh beneran, disertai dengan mual, muntah, telinga berdenging, keringat dingin, dan badan terasa lemas.

Adakalanya merasa lebih baik jika berbaring, tapi ada juga vertigo terus berlanjut meski tidak bergerak sama sekali, kadang merasa enak bila tutup mata dan vertigo berulang saat mata dibuka.
Vertigo dapat pula terjadi ketika berganti posisi, misalnya dari berbaring lalu duduk, dari duduk lalu berdiri dan sebaliknya. Terkadang hanya menoleh sedikit saja vertigo muncul lagi.

Berbagai penyebab gangguan keseimbangan

Penyebab gangguan keseimbangan (yang mengakibatkan vertigo) sangat beragam. Agar mudah diingat, penulis mengutip salah satu referensi yang mengelompokkannya menjadi 6 kelompok, yakni:

1. Gangguan telinga:
Sekitar 50% kasus vertigo berkaitan dengan penyakit-penyakit atau gangguan telinga bagian dalam.

2. Kecemasan:
Disebutkan bahwa sekitar 15 % vertigo disebabkan faktor kecemasan, panik dan berbagai macam phobia, termasuk beban pekerjaan.

3. Gangguan otak:
Sekitar 5 % diperkirakan berhubungan dengan kelainan di otak, misalnya: stroke, migrain, penyempitan pembuluh darah otak (multiple sclerosis), penyakit Parkinson dan tumor.

4. Kondisi tubuh:
Diperkirakan 5 % vertigo berhubungan dengan kondisi tubuh, misalnya: tekanan darah rendah (hipotensi), hipertensi, penyakit infeksi, kekurangan gula darah (hipoglikemia), gangguan jantung. Obat-obat tertentu yang memiliki efek samping terhadap keseimbangan (ototoksik), dapat juga mengakibatkan vertigo.

5. Faktor lain:
Vertigo dapat disebabkan berbagai faktor selain faktor-faktor di atas, misalnya: pengaruh alkohol, marijuana dan sejenisnya. Berada dalam ruangan tertutup yang terlalu panas, bisa juga menyebabkan vertigo.

6. Tidak diketahui:
Disamping faktor-faktor di atas, vertigo tidak diketahui sebabnya, artinya tidak ditemukan kelainan apapun.

PEMERIKSAAN
Mengingat vertigo adalah akibat dari adanya gangguan keseimbangan yang melibatkan banyak faktor, maka perlu pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan tekanan darah, dan lain-lain.
Tak kalah penting adalah mencari faktor pencetus timbulnya vertigo.
Bila perlu dilakukan pemeriksaan telinga atau test pendengaran, laboratorium bahkan rekam otak (elektro ensefalografi), pemeriksaan aliran darah ke otak (angiografi) maupun CT-scan.
Pemeriksaan dengan CT-scan seringkali dapat membantu menegakkan diagnosa jika vertigo diduga berhubungan dengan gangguan di otak.
Setidaknya pemeriksaan CT scan mempunyai 2 keuntungan, jika ditemukan kelainan di otak, dapat dilakukan pengobatan dini untuk mengatasinya, sedangkan jika tidak ada kelainan dapat membuat lega penderita bahwa otaknya tidak bermasalah.
Tentu tidak semua vertigo lantas diperiksa CT-scan.

PENGOBATAN

Pada dasarnya, pengobatan tergantung kepada penyebabnya.
Dapat juga diberikan pengobatan untuk meredakan gejala vertigo (asimptomatis).
Jika penyebabnya infeksi telinga bagian dalam, maka diberikan antibiotika yang sesuai.
Kadang penderita vertigo perlu opname jika berhubungan dengan penyakit serius, namun dapat juga penderita terpaksa opname karena kondisi lemah akibat muntah yang hebat.
Obat-obat yang lazim diberikan untuk meredakan vertigo antara lain:

Dimenhidrinat 50 mg (antimo, dramamine, dramasine)
Prometazin 25 mg (avopreg)
Sinarizin 25 mg (perifas, vertizine )
Betahistin 8 mg (merislon, mertigo)

Obat lain:

Obat anti cemas (penenang)
Obat golongan skopolamin
Dan lain-lain

Adakalanya obat-obat di atas diberikan secara kombinasi.

DATA DAN FAKTA
Di praktek sehari-hari, rata-rata dalam seminggu didapatkan penderita vertigo dengan beragam keluhan vertigo.
Bekas benturan kepala di masa lalu (misalnya jatuh) kendati tidak ada kelainan di otak, adakalanya menyebabkan keluhan vertigo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar